Tuesday, December 19, 2006

Membaca Sebagai Gaya Hidup

Oleh: Mario Gagho

Hari Senin memang hari kurang tepat untuk mengunjungi
FRRO (Foreign Regional Registration Officer). Tapi
berhubung resident permit saya sudah tinggal sekian
hari lagi, saya terpaksa datang. Benar. Suasana ramai
sekali di kantor imigrasi itu. Persis seperti di
lounge ruang tunggu bandara. Saya mengambil posisi
duduk di sudut belakang supaya bisa agak bebas
"memata-matai" yg baru datang maupun yg sudah duduk
menunggu namanya dipanggil.


Duduk di samping saya sebuah keluarga bule, suami
istri dan dua anaknya yg masih kecil, antara usia 10
dan 12 tahun. Berbeda dg kalangan bangsa lain termasuk
NRI (non-resident of India) yg sibuk ngobrol dan
ribut, keluarga bule ini duduk tenang di kursi
masing-masing. Anehnya, semua sibuk membaca. Suami
tampak sedang membaca "My Life"-nya Bill Clinton, si
istri membaca novel karya novelis favorit saya, John
Grisham. Sedang kedua anak mereka asik membaca komik
Archie. Rencana untuk mengajak mereka ngobrol saya
urungkan, takut mengganggu; dan saya pun jadi membuka
buku karya Edward W. Said "the End of the Peace
Process" yg sudah sebulan lebih saya pinjam dari Qisai
tapi belum beres juga bacanya.

Pemandangan orang bule yg lagi asik membaca juga
sering kita lihat di mana-mana: di bandara, dalam
pesawat, dalam bis, dll.

Membaca (dan menulis) merupakan tradisi masyarakat
modern dan civilized. Sebaliknya, berbicara (dan
jarang membaca) menjadi ciri tipikal masyarakat yg
belum modern dalam arti hakiki. Walaupun secara
artifisial (phisical appearance) sudah "modern dan
civilized": berbaju dan berperilaku dg mengikuti trend
dan model mutakhir, kacamata ala Britney Spears,
Rambut ala Beckham, John Farrell, Brad Pitt, dll.

Seorang rekan pernah bertanya pada saya, "Apa beda
antara masyarakat modern (Barat) dan masyarakat
agraris?" Saya jawab singkat, "Yg pertama sebagai
penggembala, yg kedua sebagai dombanya."

***

Sebenarnya pertanyaan terpenting adalah mengapa Barat
jadi "penggembala" dan kita dg suka rela menjadi
"domba gembalaan" di segala bidang? Bukankah kita
sama-sama manusia yg memiliki ego dan ambisi untuk
menjadi penggembala? Secara historik, jawabannya bisa
dikronologikan dari awal abad ke-11 sampai terjadinya
revolusi 'Renaissance' Prancis dan berlanjut sampai
sekarang. Sangat panjang.

Namun, semua itu berakar dari satu hal: pendidikan.
Semakin unggul dan meratanya pendidikan suatu bangsa,
maka akan semakin independen bangsa itu dari
ketergantungan pada bangsa lain. Barat plus Jepang
saat ini memimpin dunia. Mereka yg "menggembala" kita
di segala bidang: dari pesawat, komputer, game,
kosmetik, baju, telpon genggam, sampai merek pembalut
wanita dan underwear.

Begitu juga, dalam konteks kompetisi "penggembala"
dalam negeri ditentukan oleh mutu pendidikan. Mutu
pendidikan di Jawa, misalnya, lebih unggul dari luar
Jawa. Konsekuensinya, penggembala kita kebanyakan
berasal dari Jawa atau orang luar Jawa yg mengenyam
pendidikan di Jawa.

Dalam konteks kompetisi mahasiswa Indonesia di luar
negeri, lulusan Amerika dan negara Barat lain lebih
banyak mendominasi posisi di pusat maupun daerah--baik
sebagai pejabat maupun sebagai intelektual--di
banding, misalnya, lulusan negara-negara berkembang
seperti Mesir, Pakistan dan India.

Pertanyaan penting ketiga, mengapa pendidikan yg
unggul dapat menciptakan manusia yg berkualitas
sebagai penggembala? Banyak faktor. Salah satunya
adalah karena pendidikan yg bermutu dapat menciptakan
suasana kondusif bagi anak didik untuk selalu banyak
membaca (dan menulis); dan menjadikan kebiasaan
membaca itu sebagai gaya hidup (life-style)
kesehariannya.

Sayangnya, saya tidak melihat hal itu (membaca dan
menulis sebagai gaya hidup) sebagai kultur yg inheren
dalam diri mahasiswa maupun masyarakat Indonesia di
India. Tradisi mahasiswa India yg gigih dan
hard-working--sehingga mereka mendominasi
dunia--tampaknya tidak menular dan 'memberkahi' kita.
Yg menular ke kita justru kultur tukang Rikshaw yg
pemalas, yg kalau lagi asik merokok atau ngobrol
sampai menolak penumpang.

Dg demikian, timbul pertanyaan keempat dan terakhir,
apakah mahasiswa Indonesia di India, mampu
berkompetisi dg mahasiswa Indonesia dari negara lain
atau dg yg di tanah air? Apabila "tradisi tukang
rikshaw" masih menjadi kultur kita, maka jawabnya
jelas: "No Way!"

Ketidaksukaan membaca (dan menulis), membuat status
akademis dan gelar kita dipertanyakan, karena hal itu
akan tergambar secara jelas saat kita berbicara. Semua
akan tampak salah. Omongan kita jadi terasa hambar.
Ada pepatah Inggris yg cukup tepat dalam soal ini,
"Three days without reading, talking become
flavorless." Ketika bicara kita terasa hambar di mata
orang lain, maka kita pun menjadi manusia yg hambar
dan tidak menarik.

Saya tutup refleksi ini dg sebuah kutipan dari buku
'Now and Then' (1998) karya Joseph Heller, "Some men
are born mediocre, some men achieve mediocrity, and
some men have mediocrity thrust upon them."[]


Sunday, December 10, 2006

83Perguruan Diniyyah Putri Padang Panjang.

Perguruan Dinyiah Putri Padang Panjang menggelar resepsi HUT Perguruan Dinyiah Putri ,Selasa(21/11)di Aula serbaguna Perguruan Diniyah Putri ,Kel Pasar Usang Padang Panjang.Resepsi peringatan 83 tahun Diniyah Putri ditandai dengan peresmian diluncurkannya "Diniyah Putri On line" oleh Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi yang diwakili oleh Asisten IV Drs Muchlis Sani

Ikut hadir pada peringatan tersebut,Sekretaris Yayasan Rahmah El Yunusiah Hj Farida Hanum ,Walikota Padang Panjang dr H Suir Syam,M Kes MMR,Direktur Pendidikan Madrasah Departemen Agama RI ,Drs Firdaus MPd,Gubernur Sum Bar yang diwakili Asisten IV Drs Muchlis Sani, seluruh Unsur Muspida dan civitas akademika perguruan Diniyyah Putri Padang Panjang.

Pimpinan Perguruan Dinnyah Putri Padang Panjang , Fauziah Fauzan El Muhammady, SE, Akt, Msi,menjelaskan tahun 2006 ,perguruan Diniyah Putri Padang Panjang genap berusia 83 tahun,Diawali dengan tekad Ibunda Rahmah El Yunusiyaah dan didasari keinginan untuk mengangkat harkat dan derajat kaum perempuan."Pada 1 November 1923 ,didirikan oleh Ibunda Rahmah El Yunusiyah sebuah perguruan yang diberi nama Diniyyah Putri."ungkap Fauziah Fauzan di hadapan para undangan Resepsi Peringatan 83 Tahun Perguruan Dinniyah Putri.

Fauziah Fauzan menambahkan,dalam perjalanan panjang perguruan diniyyah putri mengembangkan perguruan ini sebagai lembaga pendidikan Islam yang berkonsentrasi pada perkembangan global.Guna pencapaian tujuan visi dan misi perguruan dilakukan dilakukan reengenering(penataan ulang)seluruh elemen perguruan yang meliputi manajemen,kurikulum,kualitas SDM guru dan karyawan,sarana dilengkapi, termasuk perangkat teknologi informasi. Serangkaian standard operating procedurs (SOP) pun telah disusun sebagai pijakan untuk melangkah.
"Diharapkan dengan pembenahan seleuruh saran dan prasarana secara simultan,Perguruan Dinyyah Putri mampu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan zaman."terang Fauziah Fauzan

Sementara itu,Walikota Suir Syam dalam sambutanya mengungkapkan keberadaan perguruan Diniyah Putri telah memberi warna pendidikan kota Padang panjang secara keseluruhan.Semenjak didirikan 83 tahun yang silam ,perguruan ini menjadi wadah untuk menempa dan membekali para perempuan dalam memainkan peranya dimasa mendatang.

"Perguruan dinyiah putri tidak hanya sebatas mendidik perempuan menjadi wanita yang muslimah,tetapi telah mempersiapkan generasi muda bangsa sdengan perkembangan teknologi,Diharapkan perguruan diniyah putri mampu mempertahan jati diri,sejalan dengan tekad Pendidikan bernuansa Islam,sebagai sentra perkembangan pendidikan yang berbasis agam Islam."ujar Suir Syam

Begitu juga dengan Direktur Pendidikan Madrasah Departemen Agama Ri ,Drs Firdaus M Pd merasa bangga dengan Perguruan Diniyah Putri dengan segala perubahanya,dari tingkat kemampuan perguruan telah mampu mengadapi tantangan."Diniyah Putri merupakan salah satu dari sejarah pendidikan nasional bangsa Indonesia.
"Diharapkan kerja keras serta kemampuan yang tinggi untuk menghadapi tantangan itu"
Sesuai dengan kebijakan pemerintah saat ini tidak akan ada lagi perbedaan atau diskrimainasi antara lembaga pendidikan sekolah swasta dengan negeri,semuanya akan diperhatikan,bahkan tahun ini pemerintah mengangarkan 80 persen anggaran pendidikan unutk perkembangan pendidkan swasta"ujar firdaus.

Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi dalam sambutanya yang dibacakan oleh Asisten IV Drs Muchlis Sani
menjelaskan peran dan kontribusi lembaga pendidikan Islam seperti Diniyah Putri dihadapkan pada tantangan yang nyata yang perlu disikapi secara arif dan bijaksana.Tuntutan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan serta otonomi lembaga pendidikan swasta memberikan dampak terhadap biaya pendidikan dilembaga pendidikan swasta.

"Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka menegah (RPJM) Tahun 2006-2010 ,Pemerintah Provinsi Sumbar berkomitmen untuk mendorong pembangunan pendidikan yang berbasis agama Islam,dengah memberikan proporsi yang lebih terhadap upaya peningkatan kulaitas pendidikan yang berbasiskan Surau".

Dengan peringatan 83 tahun perguruan Diniyah Putri Padang panjang dan terbangunya sistem jaringan informasi yang terkomputerisasi, semakin menyadarkan segenap civitas akademika Diniyah Putri terhadap beratnya beban yang dipikul dalam membangun citra dan profesionalisme menuju pendidkan yang berbasis agama Islam yang lebih modern dan berkulaitas".terang Gubernur




Thursday, November 09, 2006

Tranparansi anggaran






Pemadam Kebakaran kota Padang Panjang dikunjungi


Kepala UPTD Pemadam Kebakaran kota Padang Panjang,Nofian B memberi petunjuk kepada anggota pemadam kebakaran Kota Pariaman,yang berkunjung ke kantor tersebut.


Thursday, November 02, 2006

Belajar ke UPTD Pemadam Kebakaran P.Panjang

Angota pemadam kebakaran kota Pariaman belajar ke kota
Padang Panjang guna menambah ilmu dan
masukan sekaligus pengtahuan yang lebih mendalam
tentang pengamanan anggota dalam mel;aksanakan tugas.

.Dalam pertemuan itu rombongan diterima lansung oleh
Kepala UPTD Pemadam kebakaran Nofian B didampingi
Hendra dan Jhon Eriko.Pada kesempatan tersebut
disosialisasikan bagaimana cara bekerja yang
baik,serta memberikan pengetahuan tentang alat-alat
yang dipakai dalam bertugas.Disamping perlu juga
dipelajari bagaimana menjaga diri dari bahaya yang
akan menimpa.ujar Nofian

Sementara itu ketua rombongan menyebutkan dipilihnya
Padang Panjang sebagai kota tujuan karena Padang
Panjang
dinilai berhasil meningkatkan kualitas dan
keterampilan serta kecakapan anggota dalam melakukan
tugas dilapangan,serta didukung dengan sarana dan
prasarana yang memadai.”jelas Dirmayanto SE ,ketua
regu Pemadam Kebakaran Kota Pariaman.

Diakuinya selain keberadaanya pemadam kebakaran Kota
Pariaman baru berusia sekitar tiga tahun, semenjak
pemekaran wilayah,pemadam kebakaran kota pariaman jauh
tertinggal dari daerah lain.”

Diharapkan dari hasil studi banding ini menjadi
perbandingan terhadap perkembangan kualitas pelayanan
yang diberikan anggota ,dan semoga menjadi masukan
yang baik untuk pemerintah daerah.”ujarnya.


Friday, October 27, 2006

Padang Panjang

Upaya pemerintah kota Padang Panjang mewujudkan pemerintahan yang bersih dan transparan Good Governance bukan hanya sekedar isu ,melainkan lebih mengarah kepada bukti nyata dilapangan.
Awal tahun 2004 kota yang berjuluk Serambi Mekkah ini memulai langkah kearah yang lebih baik.Dibawah duet pimpinan dr H Suir Syam M Kes MMR -Drs H Adirozal MSi pembangunan sarana dan prasarana umum terus ditingkatkan.Tidak hanya pembangunan phisik peningkatan sumber daya manusia masyarakat dan aparatur pemerintahan juga terus dipacu.
Kebijakan dalam peningkatan kualitas pelayanan aparatur pemerintahan terhadap masyarakat, Padang panjang menjalin kerjasama dengan GTZ-SfGG dan MENPAN
Tranparansi anggaran
Berdasarkan UU Nomor 17/2004 tentang keuangan Negara,UU No 25/2004 mengenai system perencanaan dan UU No 32/2004 tentang pemerintahan daerah yang intinya mendorong pemerintahan daerah dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran yang partisiaptif,tranparan akuntabilitas dan responsif
Bertitik tolak dari semuanya itu Pemerintah Kota Padang Panjang memandang perlu peranan masyarakat

Guna mewujudkan pertumbuhan pendidikan,perekonomian serta kesehatan masyarakat sesuai dengan Visi Kota Padang Panjang 2004-2008 berbagai upaya telah dilakukan pemerintah kota dalam rangka membangun daerah yang yang berpenduduk 45 ribu jiwa itu.
Bicara pendidikan di Indonesia .pendidikan diKota Padang Panjang sudah dikenal semenjak awal abad ke 19.Perguruan Dinyiah Putri,Perguruan Muhammadyah dan perguruan Thawalib merupakan bukti bahwa pendidikan dikota padang panjang sudah dikenal diseluruh Indonesia bahkan negara arab mengenal kota padang panjang lewat siswa yang bersekolah disana.
Semua itu menjadikan indicator bagi pemerintah kota padang panjang dalam mewujudkan kota Padang Panjang sebagai kota serambi mekkah berbasiskan pendidikan yang bernuansa islami.Kebijakan pokok terhadap pendidikan di Padang Panjang yaitu membangun kecerdasan islami pada usia dini,membangun jiwa entrepreneurship pada siswa dengan konsep pendidikan bernuasa islam dan pewarisan nilai luhur budaya sesuai dengan adapt bersandikan syarak,syarak bersyandikan kittabullah.
Dibanding dengan tahun lalu,pencapaian renstra tahun ini mengalami peningkatan. Angka Partispasi Kasar(APK) mutu pendidkan Padng panjang tahun 2005 meningkat sampai 100 persen Dengan ditunjang oleh lembaga pendidikan sebanyak 17 buah PAUD,39 sekolah TK,SMP /MTs 15,SMA/SMU/MAN 20 buah sekolah dan ditambah dengan 5 perguruan tinggi dan lembaga pendidkan luar sekolah(kursus) menjadikan kota yang hanya luas nya 32 mampu berbicara ditingkat nasional bahkan tingkat internasional.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan M Zaim, prestasi yang paling mengembirakan yaitu perolehan medali emas Olympiade Sain Nasional atas nama Habiburahman Siswa SMU 1.”Salah satu penunjang keberhasilan tersebut direncanakan pembangunan instistusi Learning Reasearch Center sebagai tempat pengembangan diri bagi siswa dan unsur pendidkan lainya .Pemerintah pusat sangat merespon obsesi ini,Padang Panjang dibantu pemerintah pusat sebanyak 16 milyar”ujarnya

Tidak berbeda dengan pendidikan,perekonomian rakyat Padang Panjang terus memacu pertumbuhan perekonomian rakyat.dengan melaukan binaan terhadap UKM .Produk makanan ringan saerta hasil kerajinan tangan terus berkembang ditambah lagi dengan beroperasinya Pasar Induk Hasil Pertanian Bukit Surungan “diharapkan akan menambah pendapatan dan peningkatan perekonomian masyarakat”terang Kadis Koperindagtam Ernawaty Nasution.

Begitu juga dengan mewujudkan kota sehat ,Padang Panjang membuat kebijakan dan terobosan baru.,berobat tanpa membayar sepeserpun,warga saat ini boleh berbangga hati sebab untuk berobat ke Puskesmas dan RSUD tidak dipungut biaya.Sebab pemerintah kota padang telah menganggarkan 2 milyar,melalui kerja sama denga PT.Askes.



Wednesday, October 25, 2006

profile technorati

Technorati Profile